REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Saham-saham Israel anjlok paling dalam pada Senin (5/8/2024) sejak Oktober 2023 lalu seiring adanya kekhawatiran akan potensi pembalasan dari Iran dan berbagai front perlawanan. Ambrolnya pasar saham Tel Aviv juga diakibatkan dengan kegelisahan pasar global yang lebih luas, menurut laporan Bloomberg.
Indeks TA-35 turun hingga 3,1% dan turun 2,6% pada pukul 10:24 pagi di Tel Aviv. Turunnya indeks mengikuti penurunan 3,3% pekan lalu, membawa TA-35 ke titik terendah sejak Februari, dilaporkan Al-Mayadeen, Senin.
Dalamnya penurunan saham terjadi saat Israel sedang menunggu pembalasan dari Iran. Sementara, AS telah mengerahkan pasukan tambahan dan mendukung gencatan senjata di Gaza.
Bloomberg juga melaporkan bahwa mata uang shekel Israel melemah selama enam hari berturut-turut. Shekel turun menjadi 3,83 per dolar pada pukul 16:30...