INGGRIS akan mengerahkan pasukan tambahan ke Timur Tengah menyusul ketegangan yang terjadi di kawasan. Itu setelah pemimpin politik kelompok perjuangan Palestina, Hamas, Ismail Haniyeh terbunuh, kata pemerintah pada Sabtu (3/8).
"Proses pengerahan personel militer ke kawasan juga untuk memberikan dukungan operasional kepada Kedutaan Besar guna membantu warga negara Inggris," demikian menurut pernyataan pemerintah Inggris, dilansir dari Antara, Minggu (4/8).
Sementara itu, Operasi Perdagangan Maritim Kerajaan Inggris mengaku telah menerima sebuah laporan tanda bahaya dari salah satu kapal yang berlayar sejauh 170 mil laut (195 mil) barat daya dari pelabuhan Aden di Yaman.
Pada Jumat (3/8, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant, berdiskusi dengan menteri pertahanan Inggris John Healey tentang pentingnya pembentukan koalisi untuk melindungi Israel dari Iran dan sekutunya di tengah eskalasi konflik di Timur Tengah.
Awal pekan ini, Hamas mengonfirmasi bahwa Haniyeh gugur dalam serangan Israel di kediamannya di Teheran, Iran seusai menghadiri acara pelantikan Presiden Iran yang baru terpilih Masoud Pezeshkian.
Baca juga : Kapal Dagang Dilanda Rudal di Dekat Pantai Yaman
Bantuan AS
Hamas menyalahkan Israel dan Amerika Serikat (AS) atas kematian Haniyeh dan berjanji akan melakukan balasan terhadap mereka. Pentagon mengumumkan bahwa AS akan mengerahkan aset militer tambahan ke Timur Tengah di tengah meningkatnya ketegangan. Departemen Pertahanan AS terus mengambil langkah-langkah untuk mengurangi kemungkinan eskalasi regional oleh Iran atau mitra dan proksi Iran.
"Menteri Pertahanan AS (Lloyd) Austin telah memerintahkan penyesuaian postur militer AS yang dirancang untuk meningkatkan perlindungan pasukan AS, meningkatkan dukungan bagi pertahanan Israel, dan memastikan Amerika Serikat siap menanggapi berbagai kemungkinan," kata juru bicara kementerian itu, Sabrina Singh, dalam sebuah pernyataan.
Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membahas melalui panggilan telepon pada hari Kamis, pengerahan militer AS untuk mendukung Israel melawan ancaman, dengan presiden Amerika menegaskan kembali komitmennya terhadap keamanan Israel terhadap semua ancaman dari Iran, termasuk kelompok teroris proksi Hamas, Hizbullah dan Houthi (I-2)